Seseorang bertanya kepada _Ibrahim bin Adham_ : “Wahai Tuan, apakah hakekat rasa malu itu” ?.
_Bin Adham_ menjawab : “Engkau merasa malu untuk berbuat maksiat dan mengurangi ketaatan. Jika engkau dapat melepaskan diri dari pengawasan اَللّهُ ﷻ, berbuat dosalah sesukamu. Namun adakah orang yang dapat melepaskan diri dari pengawasan اَللّهُ ?.
Di dalam kisah lain, _Ibrahim bin Adham_ juga ditanya : “_*Kenapa tuan merasa gugup ketika melihat wanita cantik*_”?
_Bin Adham_ menjawab : “Kepergok mencuri wanita cantik di dunia saja malu. Lebih-lebih jika yang memergoki adalah اَللّهُ ﷻ yang Maha Mengawasi gerak gerik hamba-Nya, apa tidak merasa malu lagi?”.
RasuLuLLoh ﷺ bersabda : “_*Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna*_.” (HR. Al Hakim
_*Ketahuilah pula bahwa segala sesuatu memiliki hiasan, sedangkan hiasan rasa malu adalah meninggalkan dosa. Segala sesuatu memiliki buah, sedangkan buah rasa malu adalah memperbanyak kebaikan*_.
والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Jumat, 14 Februari 2025
15 Sya’ban 1446