Sumenep – Direktorat Pencegahan Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan pembinaan kepada khatib di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Pembinaan dilakukan sebagai upaya mencegah radikalisme di kalangan masyarakat.
“Para khatib menjadi sasaran pembinaan dalam berupaya mencegah penyebaran paham radikal, karena mereka memiliki peran sentral dalam menyampaikan pesan dan narasi agama yang damai, dan menyejukkan umat,” kata Kanit Subdit Kontra Radikal Densus 88 Antiteror Mabes Polri AKBP Moh Dofir di lantai 2 ruang rapat Graha Arya Wiraraja, Pemkab Sumenep, dikutip Senin (30/5/2022).
Sebanyak 75 katib dari 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep mengikuti pembinaan hasil kerja sama antara Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan sejumlah organisasi keagamaan.
Menurut Dofir, pembinaan intoleransi dan pencegahan paham radikal penting dilakukan. Pasalnya berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa apabila dibiarkan.
“Sikap intoleran timbul, akibat rendahnya pengetahuan keagamaan, cenderung tertutup dalam pergaulan, dan terlalu mengedepankan norma agama tanpa melibatkan norma sosial, sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tuturnya.
“Sedangkan radikalisme merupakan paham yang dianut oleh seorang atau sekelompok yang menginginkan adanya perubahan di bidang sosial maupun di bidang politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan,” sambung Dofir.
Lebih lanjut, Dofir menyebut penyebaran paham radikal mulai memanfaatkan banyak media. Seperti media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan media sosial lainnya.
“Karena itu, pada kegiatan pembinaan kali ini, para katib kami beri pemahaman bagaimana bisa mewujudkan iklim yang menyejukkan melalui narasi pesan agama saat yang bersangkutan menyampaikan ceramah kepada umat,” kata Dofir.
“Karena itu, kami perlu bersinergi dengan semua pihak untuk menangkap paham radikal dan intoleran ini dengan cara bekerja sama dengan tokoh agama dan instansi terkait untuk menumbuhkan Islam yang damai dan cinta Tanah Air,” sambungnya.
Pembinaan dihadiri Ketua Aswaja Center PWNU Jatim KH Ma’ruf Khozin, mantan napiter Ustaz Mukhtar, dan mantan Bupati Sumenep KH A Busyro Karim serta Forkopimda Sumenep. Adapun kegiatan ini merupakan yang kelima setelah di Kabupaten Pamekasan, Bangkalan, Palu, dan Poso.(Red)