Swanara – Kegaduhan kelompok wartawan versus Kapolres Sampang AKBP Arman jadi polemik dan berbuntut panjang endingnya Dewan perspun turun tangan.
Sebab, kata Kapolres Arman patut diapresiasi yang ingin mitra kerjanya yaitu Wartawan benar benar Profesional,dengan kata lain wajib punya kompetensi dari pihak yang berwenang.
Congkrahnya Kapolres Sampang dan sekolompok Wartawan di Sampang ,memang jadi perhatian serius oleh Dewan pers.Lembaga berwenang dalam fasilitator media dan Wartawan itu,telah mendukung dan mengapresiasi kecerdasan Arman yang lebih memilih bermitra kepada Wartawan yang teruji dan berkompetensi ketimbang Wartawan yang hanya asal jadi wartawan berlabel KTA dan seragam saja.
Memang Dunia Maya pada media online saat ini sangat gampang alias mudah jadi wartawan,tidak seperti tahun 1990an masa orde baru serta awal reformasi untuk menjadi wartawan media cetak sangatlah susah.
Apa sebab,harus bisa mengoperasikan komputer dengan main 10 jari,kini semua orang bisa dalam hal membuat sebuah narasi berita dengan kata kata,meski hanya bisa dicopipaste bahkan bisa dilakukan playgiat.
Marah dan tersinggung lah yang dikritik,meski kritik sejatinya bagian dari membangun motivasi diri ataupun orang lain.
Jurnalis yang benar sejatinya adalah dimulai sejak muda berkiprah dijurnalisme, sedangkan masa tua Wartawan lebih membangun ekonomi kemandirian demi ketenangan hidup diakhir zaman.
Profesi wartawan sejatinya tak pantas untuk balas dendam,meski terkesan dengan label wartawan dirasa mudah mencari recehan keuangan, fakta ini tak bisa dipungkiri.
Namun,ada hal yang tergores serta menyobek nyobek profesi mulia Jurnalis oleh oknum ngaku wartawan tanpa pernah tahu apa sebenarnya Wartawan.Sebab saat ini banyaknya para lanjut usia berbondong bondong jadi jurnalis/Wartawan dengan label KTA saja apalagi dari segi konsep berita hanyalah playgiat dan Copipaste saja (benar benar fakta).
Segi skilpun tak begitu ada,meski wartawan disebut kondangnya sebuah agen perubahan.Profesi Wartawan sangat masyhur,dan bermartabat dan beradab diera Orla,orba kini hanyalah sisa sisa belaka apa yang dibanggakan jika profesimu tergadaikan.
Selanjutnya era reformasi bagai jamur dimusim hujan seambreknya oknum yang dendam jadi pingin Wartawan,seperti gagal jadi pemborong,gagal jadi pengusaha,gagal jadi PNS,gagal alias desersi TNI/Polri,hingga pensiunan juga ada oknum LSM dan oknum ormas ramai ramai menjelma ikut ikutan berlabel KTA Wartawan.
Bahkan parahnya lagi,adanya oknum oknum mulai jadi Wartawan diawali dari aktivis,ormas yang dirasa tidak nyaman susah cari ngamenan,kini berbondong bondong ber KTA label Pers.
Sesuai kaidah dan etik jurnalistik,pada pasal 1sampai pasal11sudah semestinya dipertanggungjawabkaPertanyaanya ,kenapa Wartawan pada organisasi tertua, sebelah mata cara pandangnya terhadap wartawan asal jadi(tua tua jelma Wartawan).
Jawabannya adalah yang tergabung diwartawan organisasi tertua sudah teruji jadi wartawan lapangan sejak muda,serta perusahaan persnya wajib memberi gaji sejahtera Wartawan nya.
Kini banyak lahirnya Wartawan justru jadi pelanggar aturan main dari UU 40.99. satu bulan ber KTA Wartawan bisa langsung jadi pimpinan keredaksian,meski tak paham acuan kamus jurnalismenya Wartawan.
Apalagi yang tua tua hobi berseragam label wartawan bagaikan krisis nama demi ketenaran lapangan.
(Penulis adalah Jurnalis dan Pemerhati profesi dan sosial sejak reformasi)
Sumber: N.Ajipati Gunawan
Reporter Dicky Edyano Putra
Insightful piece
Всё, что нужно знать о покупке аттестата о среднем образовании без рисков
mdr7.ru/viewtopic.php?f=6&t=9485
купить диплом о высшем государственного образца [url=https://orik-diploms.ru/]orik-diploms.ru[/url] .
Официальная покупка школьного аттестата с упрощенным обучением в Москве
Prodentim is an innovative oral health supplement crafted to support and balance your mouth’s microbiome.