Umar bin Abdul Aziz mendapatkan tempaan ilmu dari ibunya sejak ia mampu membedakan yang baik dan yang benar. Sang ibu pulalah yang selalu menyemaikan benih-benih hikmah di dalam hatinya hingga sang anak menjadi kholifah yang adil dan bijaksana sebagaimana keadilan buyutnya _*Umar binti Khattab*_.
Sang ibu, _*Ummu binti Ashim*_ yang lebih dikenal dengan panggilan _*Ummu Ashim*_ merasa heran dan kagum dengan sikap putra kecilnya yang _wara’_ dan mudah menangis. sewaktu masih kecil.
Suatu saat Umar bin Abdul Aziz sudah menghafal Al-Qur’an ketika masih belia, dia juga sering menangis Sang Ibu bertanya : “_*Apa yang membuatmu menangis, wahai anakku”*_?
_*Tidak ada apa-apa bu, aku hanya inget kematian*_. Jawab Umar kecil.
Masya Alloh, masih kecil saja sudah menghafal Al-Qur’an dan ingat kematian, sang ibu pun menangis juga karena terharu dengan keshalihan anaknya, sehingga sang ibu selalu menjaga dan mengawasi putranya tersebut.
Alkisah, pernah suatu saat Umar bin Abdul Aziz menghilang dari penjagaan ibunya, sehingga tanpa disadari Umar bin Abdul Aziz masuk ke dalam kandang kuda. Seekor kuda menendang kening Umar bin Abdul Aziz hingga berdarah. Sang ibu terkejut dan merasa bersalah atas kelalaiannya menjaga putra kesayangannya. . Segera dia menghampiri dan memeluk putra kesayangannya dan mengusap darah yang mengucur di keningnya.
Seketika _*Abdul Aziz*_ ayah Umar masuk menemui mereka.
“_*Engkau telah menyia-nyiakan waktu, mengapa tidak menunjuk pelayan sehingga tidak ada kejadian seperti ini*_”. Kata Ummu binti Ashim sambil menyalahkan suaminya.
Abdul Aziz ayah Umar diam karena teringat sesuatu, kemudian dia tersenyum bahagia dan berkata kepada istrinya, Ummu binti Ashim : “_*Berbahagialah engkau anakmu anakmu adalah keturunan Bani Umayyah yang memiliki ciri bekas luka di keningnya*_”.
Masya Alloh dari keturunan buyut yang sholih _*Umar bin Khattab*_, kakek yang sholih _*Ummu Ashim*_ serta orangtua yang sholih dan sholihah _*Abdul Aziz dan Ummu Ashim*_, melahirkan generasi yang sholih. _*Dialah Umar bin Abdul Aziz*_ yang kewaro’annya sudah terlihat sejak kecil..
والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Sabtu 18 January 2025
18 Rajab 1446