Masih dalam fase Rahmat pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan, berikut dikisahkan tentang seorang ahli ibadah yang dimasukkan ke dalam surga bukan karena amalnya tapi karena Rahmat اَللّهُ ﷻ.
Sebagaimana dinukil dari Al Hafiz Al-Munziri dalam _Kitab At Targhib wa At Tarhib_ dari perawi hadits _Imam Al Hakim_ diriwayatkan bahwa suatu saat Malaikat Jibril mendatangi RasuLuLLoh ﷺ, beliau bersabda :
“Baru saja Jibril meninggalkanku. Dia berkata, _*Muhammad, demi zat yang mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya اَللّهُ ﷻ memiliki seorang hamba. Dia telah menyembah اَللّهُ ﷻ selama 500 tahun di atas puncak gunung yang sangat luas di tengah lautan*_.
Gunung tersebut memiliki mata air yang memancarkan air bening untuknya yang menyuburkan tanaman disekitarnya. Adapun untuk keperluan makan, hamba tersebut mengandalkan air, pohon dan sayuran yang ada di sekitarnya.
Kesehariannya hanya diisi dengan beribadah. Kala sore menjelang malam, hamba tersebut turun dari gunung dan mengambil air wudhu. Setelahnya, ia mengambil buah-buahan untuk dimakan dan melaksanakan sholat. Begitulah setiap harinya.
Dalam sholatnya yang mendekati waktu ajalnya, hamba tersebut berdoa kepada اَللّهُ ﷻ. Isi permohonannya agar ketika ajal menjemput saat dirinya tengah bersujud kepada اَللّهُ ﷻ.
Ia juga memohon kepada اَللّهُ ﷻ agar jasadnya kelak dapat terlindungi dari kerusakan yang ada di bumi maupun benda-benda lain. _*Terutama, ia memohon agar jasadnya tetap utuh dalam keadaan bersujud hingga ia dibangkitkan kembali pada hari kiamat nanti*_.
Jibril yang menceritakan kisah tersebut pada RasuLuLLoh ﷺ berkata, “_*Maka اَللّهُ ﷻ mengabulkan permintaannya*_,”
“Jibril berkata : Kami selalu melewatinya bila turun ke bumi dan bila kami naik kembali ke langit dan kami sangat kagum karena mendapati hamba tersebut masih bersujud. Kami mendapatkan kabar dalam ilmu Tuhan bahwa ia akan dibangkitkan pada hari kiamat, kemudian didudukkan di hadapan اَللّهُ ﷻ,”.
Berdasarkan yang dikisahkan Malaikat Jibril pada RasuLuLLoh, اَللّهُ ﷻ berfirman kepada sang ‘abid tersebut, “_*Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga atas berkat rahmatKu.*_”
Kemudian, ‘abid itu menjawab, “_*Tapi Ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku*_.”
Allah kembali berfirman, “Masukkanlah hambaKu ke surga atas berkat rahmatKu.”
‘Abid tersebut berkata lagi, “Ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.”
Allah berfirman, “Masukkanlah hambaKu ke surga atas berkat rahmatKu.” dan kembali dijawab, “Ya Rabbi, masukkanlah hamba ke surga atas berkat amal perbuatanku.”
Hingga اَللّهُ ﷻ lalu meminta kepada Malaikat untuk menimbang, “Timbanglah pada hamba-Ku ini antara nikmat yang telah Ku-berikan dengan amal perbuatannya.”
Maka didapati bahwa nikmat penglihatan dari si ‘abid telah menyamai nilai ibadah yang dilakukan oleh sang ‘abid selama 500 tahun. Belum lagi nikmat-nikmat dari anggota tubuh lainnya.
Setelahnya, اَللّهُ ﷻ pun berfirman kembali dan hendak menyeret sang ‘abid ke dalam neraka. Hingga ‘abid tersebut berkata, “_*Dengan rahmat-Mu, masukkan aku ke dalam surga,*_”
Akhirnya اَللّهُ ﷻ pun mengabulkannya dan kemudian ‘abid tersebut kembali dihadapkan kepada-Nya. Lalu, Allah menanyainya, “Wahai hamba-Ku, siapakah yang telah menciptakan kamu dari tidak ada?”
Si ‘abid menjawab, “Engkau, Ya Rabb,”
“Siapa yang telah memberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah selama 500 tahun?”
“Engkau, Ya Rabb”
“Siapa Dzat yang telah menempatkanmu di sebuah bukit yang di bawah terhampar buah dan sayuran yang sega dan engkau telah meminta kepada-Ku agar Aku mencabut nyawamu saat engkau sedang bersujud dan Aku mengabulkan permintaanmu?”
“Engkau wahai Rabbi.”
Kemudian اَللّهُ ﷻ berfirman, “Semua itu atas berkat rahmat ku dan dengan rahmat-Ku pula engkau masuk surga. Masukkanlah hamba-Ku ini ke surga! Sebaik-baik hamba adalah engkau wahai hamba-Ku.”
Akhirnya hamba tersebut dimasukkan ke dalam surga-Nya. Kemudian Malaikat Jibril menutup kisahnya dengan berkata pada RasuLuLLoh ﷺ “_*Segala sesuatu itu terjadi hanya dengan rahmat Allah, wahai Muhammad*_.” (HR Al Hakim)
والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Senin, 03 Maret 2025
03 Ramadhan 1446