Jember – Memperingati Hari Pancasila, GM.FKPPI Jember bersama pengurus menggelar renungan dan doa yang dilanjutkan dengan diskusi refleksi Pancasila di masyarakat di Cafe Ramanda, Jumat (31/5/2024) malam.
“Pengurus GM FKPPI dan Pengurus Ranting GM FKPPI memiliki kemampuan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan keseharian.” Terang Bambang Sugihono,Spd Ketua GM.FKPPI Jember.
Diakui pada era sekarang, tidak mudah untuk bisa mengamalkan Pancasila dalam kehidupan setiap hari. Seperti nilai mendahulukan kepentingan umum, bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Godaan untuk mendahulukan kepentingan pribadi dan golongan sangat besar, apalagi nilai rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Sangatlah besar godaannya.
“Namun GM FKPPI tidak patah arang untuk terus merenungkan dan mengajak keluarga, masyarakat sekitar guna kembali mengamalkan nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. ” Imbuhnya.
Menurut Irfan Sholihin Sekretaris GM FKPPI Jember, “Renungan ini memang kami laksanakan dengan acara yang sederhana, juga merupakan wujud dari nilai Pancasila, yaitu bersikap sederhana dan tidak bergaya hidup mewah. Namun yang terpenting adalah kebermaknaan acaranya. ” Ujarnya.
Dalam Pandangan Ria Sukariyadi, selaku Wakil Sekretaris GM FKPPI yang memandu acara renungan ini menyampaikan bahwa Pancasila yg telah disepakati sebagai falsafah bangsa belum terhayati dg baik diseluruh lapisan masyarakat.
“Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila itu membutuhkan waktu yg panjang, sebab kuncinya pada kemauan, kesadaran dan penerimaan pada nilai Pancasila itu sendiri, dan tidak kalah pentingnya adalah keteladanan para tokoh, pemimpin masyarakat.” Ujarnya.
“Tanpa adanya keteladanan, Pancasila akan dilihat sebagai sesuatu ideal dan utopis, yg hanya menjadi harapan dan impian, di langit dan bukan di bumi.” Jelas alumni Fisip Universitas Jember ini.
Ria berkeyakinan bahwa dengan seringnya Organisasi Kepemudaan memperingati hari lahir Pancasila dengan acara renungan, penghayatan dan diskusi, secara tidak langsung akan menginternalisasikan nilai nilai Pancasila itu pada jiwa jiwa para pemuda.
“Maka akan semakin mengerti mengapa Pancasila itu dilahirkan oleh para founding Fathers kita pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yg disampaikan oleh bung Karno pada masa itu.”Ungkapnya.
Masih kata Ria, Dahulu melalui penataran P4 memang kerap kita terima secara doktriner mengenai Pancasila dan nilai nilainya. Namun era itu telah berakhir, sebab dirasa tidak efektif terhadap mental bangsa indonesia, karena penanaman nilai nilai melalui cara doktriner tidak membuka ruang dialektika, mengapa kita harus ber Pancasila?
“Dengan renungan inilah kita coba memasukkan nilai nilai Pancasila secara dialogis, diskusi dari permasalahan, agar kita tahu mengapa Pancasila sebagai solusi permasalahan kehidupan kita setiap hari dan permasalahan bangsa bahkan bisa jadi Pancasila solusi permasalahan umat manusia sedunia.”Pungkasnya.
Reporter Bambang Sugiharto