Reklamasi Pantai Di Teluk Lengung , Patut Untuk Di Pertanyakan Perizinannya

Swanara-com. Sabtu, (30/04/2022), Batam. Telah terjadi reklamasi pantai di Teluk lengung, Kelurahan Kabil, kecamatan Nongsa, provinsi kepulauan Riau, kota Batam, yang patut untuk di pertanyakan perizinannya.

Terkait dengan hal tersebut, yang musti kita ketahui bersama bahwasanya tepat pada tanggal 16 -17 November 2015, telah di laksanakan penanaman mangrove sebanyak 26 ribu, (dua puluh enam ribu) Batang bibit mangrove.

oleh Ikawati Kementrian Agraria dan Tata ruang, serta di hadiri oleh istri wakil presiden, dan masyarakat kota batam di teluk lengung, bertujuan untuk melestarikan pantai di kota Batam.

Beda halnya yang sedang terjadi sekarang ini, yakni adanya aktivitas penimbunan pantai yang kebetulan dengan nama dan area yang sama.

“Banyak hal-hal yang musti di pertimbangkan oleh dampak dari reklamasi pantai, yakni “Dapat mengakibatkan hilangnya sumber tanah material urukan, membutuhkan banyak tanah, frekuensi transportasi tinggi, akan merusak ruas jalan, perubahan topologi, dan ketinggian, terganggu dan berubahnya kondisi ekonomi, sosial, serta lingkungan.

“Selain bagi manusia, dampak negatif juga terjadi pada ekosistem pantai. Pertama, “terjadinya penyusutan lebar pantai, sehingga lahan untuk pemukiman penduduk menjadi berkurang.

Kedua, “rusaknya hutan bakau di sekitar pantai yang di sebabkan karena ombak yang menerjang terus-menerus.

Pemerintah boleh saja Mempertimbangkan meningkatnya permintaan lahan di Pulau Batam, sehingga menentukan suatu kebijakan dengan memperluas area melalui proses reklamasi untuk kawasan industri dan komersial lainnya.

Namun yang perlu diperhatikan bahwa, Proses reklamasi secara signifikan akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan di Pulau Batam.

Dan berdampak pada Kondisi kerusakan yang semakin parah sehingga akan menyebabkan buruknya kualitas perairan akibat pencemaran perairan pesisir dan laut.

Serta akan berdampak pada ekosistem biota laut.

Reporter Swanara-com: Pindo, ‘(S).