Bali – Polda Bali merayakan Hari Bhayangkara Ke-78 dengan menyelenggarakan lomba pacuan kerbau (Makepung) yang merupakan tradisi khas Kabupaten Jembrana.
“Makepung atau pacuan kerbau ini merupakan tradisi turun temurun petani di Kabupaten Jembrana usai panen. Selain sebagai luapan kegembiraan dan rasa syukur usai panen, tradisi ini juga menjadi daya tarik wisata di daerah ini,” ujarnya
Ia mengatakan awalnya Makepung adalah aksi spontanitas petani usai panen yang berlomba memacu kerbau di jalan persawahan, yang seiring waktu berkembang menjadi tradisi yang hanya ada di Kabupaten Jembrana.
Karena hanya ada di Kabupaten Jembrana, ia mengatakan Makepung menjadi salah satu daya tarik kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.
“Dalam rangkaian kegiatan Hari Bhayangkara kami mengadakan lomba Makepung di Jembrana. Selain untuk melestarikan budaya, lomba ini juga kami harapkan menarik kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara,” terangnya.
Dalam Makepung Kapolda Cup kali ini, sebanyak 234 pasang kerbau yang terbagi dalam regu barat dan timur turut ambil bagian berpacu di sirkuit yang berlokasi di pinggir pantai tersebut.
Bagi masyarakat Kabupaten Jembrana, Makepung bukan lagi sekedar pacuan kerbau para petani, tapi sudah menjadi gengsi tersendiri saat kerbau yang mereka pelihara menang dalam perlombaan.
Agar dapat berpacu dengan baik dan memenangkan perlombaan, kerbau Makepung mendapatkan perawatan khusus mulai dari makanan, vitamin serta latihan rutin.
Tak hanya gengsi, meraih kemenangan dalam lomba Makepung juga menaikkan harga jual kerbau bersangkutan yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Koordinator Makepung Jembrana, I Made Mara mengatakan, pihaknya berharap Lomba Makepung Kapolda Bali Cup ini bisa diselenggarakan setiap tahun.
“Kami sangat mendukung karena kegiatan ini akan melestarikan tradisi agraris di Kabupaten Jembrana, serta menjadi daya tarik wisatawan,” katanya.(Redaksi swanara)