Perseteruan Antara Patriot Garda Nusantara (PGN) Bersama Ansor Dan Banser Dengan Pengikut Pendakwah Sugik Nur Raharja (Gus Nur) Di Sokaraja

IMG_20220129_174316.jpg

Banyumas-Sebuah video beredar di media sosial sejak Jumat (28/1/2022) malam. Isi videonya adalah adanya perseteruan antara Patriot Garda Nusantara (PGN) bersama Ansor dan Banser dengan pengikut pendakwah Sugik Nur Raharja atau Gus Nur.


Wakil Ketua PGN Banyumas Gangsar Mijil Saputra saat ditemui wartawan pada Sabtu (29/1/2022) membenarkan adanya peristiwa dalam video yang beredar.

“Saya tegaskan, kami tidak membubarkan pengajian. Sebab, banyak video yang beredar media sosial ceritanya dipelintir. Saya (PGN) bersama Ansor dan Banser datang ke situ, karena ada laporan warga yang resah. Pertemuan itu tidak berizin. Bahkan RT dan RW tidak tahu sama sekali,”kata Mijil.

Menurutnya, pada Jumat sekitar jam 15.00 WIB, PGN bersama Ansor dan Banser datang ke lokasi pertemuan dengan baik-baik.

“Waktu itu yang masuk teman dari Ansor dan Banser. Ternyata di dalam ada Sugik Nur. Tahu sendiri kan, Sugik Nur sering memberikan pernyataan berisi ujaran kebencian. Dan tidak jarang mendiskreditkan tokoh-tokoh NU. Maka dari itu, kami datang untuk menanyakan, apakah pertemuan itu berizin atau tidak. Ternyata, tidak ada izin. Alasan dari Sugik Nur, dia jualan madu. Mengapa jualan madu kok harus pakai pengawal seperti itu,”ungkapnya.

Wakil Ketua PGN Banyumas Gangsar Mijil Saputra
Ketika datang ke situ dan teman Banser dan Ansor bicara baik-baik, malah dibentak-bentak.

“Akhirnya saya maju. Saya malah diinjak kaki dan disikut bagian perut. Nah, akhirnya terjadi cek cok di situ. Ada adu mulut. Kami tetap meminta, karena tidak ada izin dan masih dalam masa pandemi, sementara mereka yang datang tidak hanya dari Banyumas, maka kami tunggu sampai mereka membubarkan diri,”kata Mijil.

Kapolsek Sokaraja AKP Sutrisno mengatakan bahwa pertemuan yang menghadirkan Sugik Nur tersebut memang tidak ada izin. “Pertemuan tersebut tidak berizin, pemberitahuan tidak ada. Bahkan ke RT, RW juga tidak ada. Termasuk ke Satgas Covid-19 baik tingkat desa maupun kecamatan. Polisi datang pada saat bubar,”jelasnya.(dik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

scroll to top