Bumiayu – Pada tanggal 24-26 Agustus 2023, telah dilaksanakan Himmatika mengajar yang bertempatan di SD N 3 Pagojengan khususnya di kelas 5. Himmatika mengajar adalah program divisi pengabdian masyarakat Himpunan Mahasiswa Matematika Universitas Peradaban.
Himmatika mengajar kali ini mengusung tema “TRAMTAYA : Translasi Kacamata Matematika melalui Tripat dan Budaya”. Translasi adalah istilah matematika yang artinya pergeseran, kacamata diartikan dengan perspektif.
Jadi maksud dari tema tersebut adalah diharapkan ada pergeseran atau perubahan persepsi siswa terhadap matematika melalui trik cepat dan budaya .
Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif.
Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pembukaan dan sambutan sambutan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh teman-teman Himmatika.
Adapun materi tersebut adalah trik cepat perkalian dan pembagian. Siswa juga dilibatkan dalam ice breaking dan ada pemberian hadiah makanan ringan bagi siswa yang menjawab soal.
Pada hari kedua, penyampaian materi difokuskan ke materi bangun datar dan bangun ruang. Penyampaian materi mengikuti jam pelajaran di SD N 3 Pagojengan. Yaitu 07.00-09.30 lalu istirahat dan masuk lagi pukul 10.15 dilanjut materi sampai jam setengah 12. Di hari kedua siswa juga dibagi ke dalam 7 kelompok : Elang, Harimau, Naga, Serigala, Singa, Cheetah dan Garuda. Dimana kelompok ini digunakan untuk hari ketiga yaitu outbond.
Untuk persiapan outbond, siswa diarahkan untuk memakai baju olahraga di hari ke 3.
Hari ketiga, adalah kegiatan outbond. Panitia membagi beberapa tim yaitu ada tim pemandu kelompok dan tim penjaga pos 1,2 dan 3. Outbond terdiri dari 3 pos yaitu posko 1 peralatan tradisional, posko 2 makanan tradisional dan posko 3 permainan tradisional. Masing-masing kelompok akan diberi satu peta yaitu rute outbond.
Posko 1 peralatan tradisional.Terdiri dari Kusan, caping, besek dan tampah. Posko 2 makanan tradisional. Siswa disajikan 10 jenis makanan yaitu tahu, tempe, lontong, ketupat janur, ondol, onde-onde, cucur, gubeg, risol dan nopia.
Masing-masing kelompok diminta menampilkan yel-yel kemudian menyebutkan apa saja nama peralatan dan makanan tradisional tersebut dan bentuknya apa. selain itu siswa disajikan pertanyaan perkalian dan pembagian guna mengingatkan kembali siswa pada materi trik cepat yang telah disampaikan
Posko 3 adalah permainan tradisional.
Terdapat permainan egrang, kelereng, congklak, sunda manda dan layangan.
Setiap permainan memiliki teknis sendiri. Contoh pada permainan congklak, kelompok diberi kerikil 30 dan diberi pertanyaan 30 : 5 berapa? Siswa diarahkan untuk memasukkan ke lubang congklak sebanyak 5 kerikil sampai kerikil habis dan menghitung ada berapa lubang dan itulah hasilnya.
Dari serangkaian kegiatan outbond terlihat antusias siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
Outbond ini juga melatih siswa untuk mernganalisis konsep matematika yang terdapat pada budaya, yaitu peralatan tradisional, makanan tradisional dan permainan tradisional.
Dan disinilah konsep etnomatematika diterapkan. Penerapan konsep etnomatematika pada outbond di Himmatika mengajar ini mungkin bisa dijadikan referensi model pembelajaran berdiferensiasi.
Dimana guru mengusahakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual siswa.
“Himmatika Mengajar” mengarahkann siswa untuk belajar matematika melalui metode yang menyenangkan. Disamping belajar matematika, siswa juga belajar tentang kebudayaan tradisional, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dan bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Penulis : Himmatika UPB
Reporter Dicky Edyano Putra
создание сайтов продвижение http://www.newsvo.ru/news/82798.
Березин Андрей Евроинвест http://lenta.ru/tags/persons/berezin-andrey.
агентство продвижение сайтов http://www.prodvizhenie-sajtov15.ru/ .
https://Dr-Nona.ru – Доктор Нона