Penanganan Korlantas Di Empat Kluster Masalah Lalu Lintas Di Operasi Ketupat

Kakorlantas-Polri-Siapkan-Transformasi-Hadapi-Tantangan-2025-768x512-1.jpg

Jakarta – Korlantas Polri menyiapkan sejumlah strategi untuk menangani permasalahan atau bottle neck yang harus dikelola dengan baik untuk memperlancar penanganan arus lalu lintas pada saat pelaksanaan lalu lintas arus mudik tahun 2025 ini.

Menurut Kakorlantas Polri Irjen Pol Drs Agus Suryonugroho SH, M.Hum kesiapan Korlantas Polri dan stakeholder mengklasifikasi empat kluster permasalahan yang harus dikelola dengan baik untuk memperlancar arus kendaraan yang akan mudik dan balik pada pelaksanaan lebaran tahun ini.

Empat kluster menurut Kakorlantas yang menjadi diprediksi akan menjadi bottle neck itu adalah Jalur tol, Jalur arteri dan Nasional, Pelabuhan penyebrangan dan tempat-tempat wisata.

“Kesiapan Korlantas Polri, stakeholder, dan jajaran berkaitan dengan operasi ketupat menjadikan empat kluster yang harus kita kelola. Yang pertama adalah jalur tol, dua jalur arteri atau jalur nasional, dan lain sebagainya, termasuk pelabuhan penyeberangan, bandara, stasiun, lokasi keramaian, tempat-tempat wisata, dan lain-lain. Itu adalah empat kluster yang harus kita Kelola,” jelasnya.

Dalam menyikapi potensi terjadinya sejumlah kerawanan pada empat kluster tersebut, Irjen Pol Drs Agus Suryonugroho memfokuskan pada meningkatnya volume kendaraan di jalan tol, arteri, jalan ke arah tempat wisata, tempat ibadah, peningkatan volume pengantaran barang dan penumpang yang harus diperhatikan penuh selain kondisi cuaca yang ekstrim.

“Potensi kerawanan yang kita prediksikan meliputi peningkatan volume kendaraan, baik di tol, arteri, termasuk tempat-tempat arah wisata dan ibadah. Selain itu, ada peningkatan volume penumpang, baik itu penumpang masyarakat maupun barang. Terjadinya kepadatan arus di tempat-tempat tertentu juga menjadi perhatian, dan kerawanan ini harus kita kelola, termasuk berkaitan dengan cuaca, seperti hujan, banjir, longsor,” katanya.

Sedangkan kondisi jalan tol juga diperkirakan menjadi potensi kerawanan dengan dinamika social masyarakat seperti pengangkutan barang yang jumlahnya meningkat pada momen lebaran menjadi perhatian Korlantas Polri untuk dikelola lebih teratur.

”Di jalan tol, salah satu potensi kerawanan adalah bottleneck, serta pengoperasian ruas tol fungsional Jogja-Solo dan JAPEK 2 Selatan. Pemahaman tentang tol fungsional termasuk di tempat-tempat parkir test area, intran dan exit tol, serta pengawasan angkutan barang juga sangat penting. Kekurangan saldo e-tol mempengaruhi animo pergerakan masyarakat pada malam hari, termasuk antrian SPKLU, kehabisan BBM di jalan, kendaraan rusak, dan lain-lain,” tambahnya.

Korlantas juga memberikan penekanan untuk kerusakan jalan berlubang yang harus diselesaikan oleh instansi terkait, pengaturan pasar tumpah dengan imbasnya yang bisa mengganggu perjalanan masyarakat yang mudik. Termasuk merumuskan manajemen lalu lintas, seperti contraflow, one way, pengalihan arus, dan penempatan anggota atau tim urai serta penambahan rambu-rambu dan kanalisasi juga menjadi bagian dari rekomendasi.

Terakhir, dalam pengelolaan sejumlah kerawanan yang diprediksi selama pelaksanaan arus mudik dan balik lebaran 2025, Korlantas Polri akan berkoordinasi dengan stakeholder untuk merumuskan lebih komprehensif agar masyarakat Indonesia bisa lancar dalam menikmati libur panjang dan lebaran 2025 ini.

“Kami akan merekomendasikan kepada pemerintah agar dilakukan pembatasan kendaraan sumbu tiga, serta merekomendasikan WFA (Work From Anywhere) dan mungkin KG. Kolaborasi dan rapat koordinasi ini diharapkan dapat mempersiapkan operasi ketupat dengan komprehensif dan baik,” tutup Kakorlantas Polri.(Redaksi swanara)

scroll to top