Apa motif utama usulan yang disampaikan oleh Mensos Saifullah Yusuf untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional 2025, pada mantan Presiden RI ke 2 Pak Soeharto? Supaya dapat perhatian lebih dari Presiden Prabowo Subianto, hingga karier politiknya lebih melesat lagikah? Ada-ada saja, kurang kerjaan apa?!…
Dahulu kami mati-matian melawan Rezim Orde Baru Soeharto itu untuk Indonesia yang lebih demokratis dan beradab, agar tidak lagi ada penggusuran secara paksa terhadap rumah-rumah penduduk (warga negara) yang menolak proyek-proyek pemerintah yang merugikannya.
Kami melawan Sentralisme, Otoriterianisme dan Militerisme Orde Baru, agar rakyat di daerah bisa leluasa mengatur dan mengelola sumber-sumber pendapatan asli daerahnya melalui perjuangan mewujudkan Otonomi Daerah, agar rakyat bebas menyampaikan aspirasinya, serta jabatan-jabatan publik yang dapat diisi oleh warga dari kalangan sipil tidak didominasi oleh militer.
Kami saat itu juga melawan hegomoni Lembaga Eksekutif terhadap lembaga Legislatif dan Yudikatif, melawan juga monopoli perdagangan, melawan dominasi sekelompok konglomerat yang bersekutu dengan penguasa yang merugikan perekonomian rakyat, serta memperjuangkan dipilihnya Calon Presiden dan Wakil Presiden langsung oleh rakyat (bukan lagi dipilih oleh MPR) dll.
Lalu pada puncaknya, 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden RI, dan BJ. Habibie diangkat sebagai Presiden untuk masa transisi, demi mempersiapkan PEMILU yang lebih Demokratis, Jujur dan Adil berikutnya di Tahun 1999, yang diikuti oleh 48 Partai Politik peserta Pemilu 1999.
Ini berarti merupakan tanda kemenangan terbesar perjuangan kami (Aktivis ’98), yang sebelumnya kami perjuangkan selama bertahun-tahun yang menguras, keringat, air mata dan darah !.
Kalau sekarang tiba-tiba Pemerintah RI melalui Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengusulkan untuk memberi gelar Pak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional 2025, itu sama halnya Saifullah Yusuf mengencingi perjuangan kami dan mengincingi keabsahan dan kehormatan Presiden BJ. Habibie, Gus Dur, Bu Megawati Soekarnoputri, Pak SBY hingga Presiden Prabowo Subianto itu sendiri.
Jilat ya jilat, tapi mbokyaho cerdas sedikit, agar jilatannya tidak membuat jijik banyak orang. Ah dasar, menteri karieris ya begini, gak ada yang dipikirkan kecuali pencapaian kariernya sendiri saja. Memuakkan !…(SHE).
31 Mei 2025.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer, Analis Politik dan Aktivis ’98.