LEBIH BAIK MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

Dikisahkan dalam *Kitab Minhajul Abidin, karya Imam Al-Ghozali* bahwa dahulu kala seseorang dari kalangan ummat Nabi Musa yang melakukan shaum selama tujuh puluh tahun, hanya seminggu dia tidak shaum karena sakit.

Kemudian dia berdoa kepada اَللّهُ ﷻ agar dikabulkan permohonannya karena ibadah shaumnya itu. Namun ternyata permohonannya itu tidak dikabulkan oleh اَللّهُ ﷻ. Akhirnya dia menyalahkan diri sendiri seraya berkata “Semua itu salahku sendiri, sekiranya aku orang baik, tentu permohonanku dikabulkan oleh اَللّهُ ﷻ.

Maka اَللّهُ ﷻ memerintahkan kepada Malaikat agar mengkhabarkan kepada ahli ibadat itu bahwa : “_*Waktu yang sesaat itu, yaitu menyalahkan diri sendiri itu lebih baik dibanding ibadahmu yang tujuh puluh tahun itu*_”.

Betapa ruginya beribadat bertahun-tahun, sedangkan yang lainnya bertafakkur sesaat saja, tetapi keadaannya lebih baik dihadapkanاَللّهُ ﷻ.

Jadi, dalam ibadat itu bukan banyaknya ibadat itu yang menentukan kebaikan, tetapi niat dan murninya tujuan ibadat itu. Jika boleh diibaratkan, maka *sebutir permata, lebih berharga dari seribu butir kerikil*.

والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980


Pondok Aren
Kamis, 16 January 2025
16 Rajab 1446 H

scroll to top