Jakarta – Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi V DPR RI dan stakeholder di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (8/12/2025).
Rapat tersebut dihadiri pula oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti, Kepala Basarnas Mohammad Syafii, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aries Syahbudin.
Dalam paparannya, Menhub Dudy menjelaskan survei potensi pergerakan pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 sebanyak 119,5 juta jiwa.
“Hasil survei menunjukkan bahwa 42,01 persen penduduk Indonesia atau sekitar 119,5 juta orang berencana melakukan perjalanan akhir tahun,” kata Menhub.
“Faktor pendorong mobilitas masyarakat antara lain; libur panjang, peningkatan kualitas infrastruktur konektivitas, tren wisata yang tinggi, nilai budaya bagi masyarakat yang merayakan natal di kampung halaman, serta aspek ekonomi,” sambungnya.
Selain itu, Menhub juga menyebut bahwa masyarakat masih menggunakan kendaraan pribadi sebagai transportasi yang paling diminati pada perjalanan Nataru tahun ini dengan persentase sebesar 51,12 juta orang atau 42,78 persen.
“Preferensi masyarakat terhadap kendaraan pribadi mengindikasikan perlunya manajemen lalu lintas yang intensif khususnya pada ruas tol menuju simpul transformasi,” ujar dia.
”Sehingga baik jalur arteri maupun jalur tol, potensi kemacetan pada beberapa titik rawan perlu diantisipasi melalui rekayasa lalu lintas, dan penambahan fasilitas layanan dan peristirahatan” sambungnya.
Lebih lanjut Kabag Ops mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan rencana rekayasa lalu lintas dalam pengamanan libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
“Untuk pengelolaan di ruas tol pada tahun kemarin, kita masih melakukan contra flow belum one way. Tapi nanti ada kebijakan yang diarahkan pimpinan mengingat contra flow ini agak berbahaya terutama di Kilometer 70-188 Palimanan,” tutur dia.
Terakhir, Kabag Ops menuturkan bahwa sumber utama pergerakan mudik Nataru bukan berasal dari Jakarta, melainkan dari daerah seperti Jawa Barat hingga Jawa Timur.
“Sumber utama mudik bukan dari Jakarta, tapi dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Ini hanya seputaran aglomerasi yang ada, nanti kita akan sesuaikan dengan hasil simulasi yang dilakukan teman-teman Jasa Marga,” pungkasnya.(Redaksi)
