KETIKA IMAM AL-GHOZALI DIRAMPOK

Dalam suatu riwayat, Imam Al-Ghazali bercerita : “Suatu ketika dalam perjalanan, aku dan kafilah dihadang oleh segerombolan perampok, mereka mengambil semua perbekalan kami hingga tidak ada yang tersisa satupun. Pada saat itu aku sangat khawatir dengan kitab *_ta’liqoh_*, suatu kitab rangkuman tulisan selama aku belajar di pesantren yang aku simpan di dalam tas dan tas itu telah mereka rampas. Saat para perampok itu pergi aku mengejar mengikuti mereka untuk menyelamatkan buku itu.”

Pemimpin mereka berkata :”_*Pergilah dan pulanglah jangan mengikuti kami. Atau engkau akan kami bunuh*_”.

Aku berkata : “_*Demi Alloh kembalikan kepadaku ta’liqoh itu*_”.

“_*Apa ta’liqoh itu*_”. Tanya pemimpin perampok.

Aku menjawab : “_*Ta’liqoh adalah rangkuman ilmu yang aku telah pelajari selama ini. Aku pergiberkelana mengembara meninggalkan keluarga untuk mendapatkannya agar dengan ilmu itu aku menjadi ahli ilmu. Tolong kembalikan buku itu kepadaku, toch buku itu tidak kalian butuhkan*_”.

Mendengar ucapanku itu, tiba-tiba para perampok lainnya tertawa seakan-akan mengejekku.

Pemimpin perampok kemudian berkata : *_”Wahai pemuda, bagaimana engkau mengaku sebagai ahli ilmu bila ilmu tidak engkau hafal dalam hatimu dan hanya titipkan dalam ta’liqoh itu. Apa jadinya jika buku itu tetap aku rampas dan tidak aku kembalikan kepadamu. Ilmu itu akan hilang darimu sebagaimana hilangnya buku itu”_*.

Kemudian pemimpin perampok itu memerintahkan kepada anak buahnya untuk mengembalikan buku itu dan mereka mengembalikan buku itu.

Setelah kejadian itu, aku merenung dan berfikir akan ucapan pemimpin perampok itu. Dalam hatiku berkata _*Ini adalah nasihat dan hikmah yang اَللّهُ ﷻ kirim kepadaku melalui para perampok itu. Oleh karena itu aku harus menghafal ilmu yang aku peroleh, sehingga seandainya buku itu pergi dan menghilang dariku, ilmu itu akan tetap bersamaku dan tidak hilang bersama buku itu*_.

Alhasil, ketika Imam Ghazali sampai di Kota Thuss, Iran, tempat kelahirannya, beliau berhasil menghafal buku itu selama tiga tahun,

_*Ta’liq*_ itulah kitab yang kemudian sangat fenomental sampai saat ini yaitu *_Ihya’ Ulumuddin_*.

والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980


Pondok Aren
Sabtu, 08 Februari 2025
09 Rajab 1446

scroll to top