Dikisahkan dalam _Kitab Ma’rifatul Auliya” bahwa pada suatu hari _Abu Yazid Albustamy_ seorang sufi kehujanan di tengah jalan yang berlumpur. Tiba-tiba dia melihat seekor anjing yang berjalan di jalan yang akan Albustamy melewatinya.
Albustamy lalu mencari tempat untuk bersandar dan memberikan jalan bagi anjing itu. Dia tetap berdiri dan menunggu anjing itu lewat, baru Albustamy melanjutkan perjalanan. Bahkan Albustamy memberikan tempat yang tinggi agar anjing itu tidak terkena lumpur
Setelah anjing itu berlalu, ada seseorang yang melihat kejadian itu dan menghampiri _Yazid Albustamy_ dan bertanya : “Wahai tuan, aku melihatmu melakukan sesuatu yang dianggapnya tidak lazim. Bagaimana bisa tuan melakukan hal itu dengan menceburkan diri ke tempat yang basah dan berlumpur, sementara anjing kau berikan tempat yang bersih”?
Yazid Albustamy menjawab : “_*Setelah aku memberi jalan di bawahku, dalam hati aku berkata “Pada awalnya aku merasa tinggi dari anjing itu, karenanya aku menjadikan diriku lebih tinggi dari anjing. Padahal, demi Alloh, anjing itu lebih tinggi dan lebih mulia dariku. Aku ini makhluk yang banyak berbuat dosa, sedangkan anjing tidak. Maka, aku turun dari tempat sandaranku yang lebih tinggi dan memberikan jalan untuk anjing itu. Aku benar-benar takut kepada Alloh, atas perlakuanku yang menganggap anjing lebih rendah dariku*_.
Subhanallah, seorang sufi kesohor yang ilmunya tinggi dan alim masih merasakan banyak dosa. Bagaimana dengan kita yang pasti tidak lebih mulia dari Yazid Albustamy masih menyombongkan terhadap makhluk lainnya ?
والله اعلم بالصواب
Penulis Drs Ibnu M.Si
Alumni pondok pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Jumat, 29 November 2024
27 Jumadil Awwal 1446