HAIDAR ALWI THE NEXT MINISTER ESDM.

IMG-20250723-WA0004.jpg

Sejak dilantik menjadi Menteri ESDM pada 19 Agustus 2024 lalu, figur politisi Partai Golkar titipan Jokowi ini, yakni Bahlil Lahadalia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan dalam mengelola Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahkan yang ada rakyat hanya seringkali disuguhi tontonan perusakan alam, yang para otak pelakunya nyaris tak pernah tersentuh hukum.

Kamipun kemudian bertanya-tanya, bagaimana bisa negeri yang sangat kaya raya akan energi dan sumber daya mineral ini begitu miskin dan dililit banyak hutang luar negerinya? Kenapa pula lingkungan yang sudah demikian parah dirusak untuk menguras kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, seolah tak menghasilkan apa-apa bagi rakyat, selain kemakmuran bagi segilintir orang yang mayoritas adalah pejabat-pejabat negara itu sendiri?

Mari kita inventarisasi berbagai persoalan di sektor ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) di negeri kita, Indonesia yang sangat luas ini, yang di antaranya mencakup berbagai aspek dari ketersediaan energi hingga isu lingkungan;

Pertama, kita bisa melihat dari persoalan Akses Energi. Pada sektor ini kita perhatikan begitu banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan akses energi yang memadai. Banyak rumah tangga dan daerah yang belum teraliri listrik atau menggunakan energi bersih dan terjangkau.

Kedua, persoalan ketergantungan pada Energi Fosil. Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak dan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini menimbulkan masalah lingkungan karena emisi karbon yang dihasilkan, serta risiko ketersediaan yang terbatas di masa depan.

Ketiga, adalah persoalan Transisi Energi.
Pergeseran menuju energi baru terbarukan (EBT) jelas sekali telah menghadapi tantangannya yang sangat besar, seperti biaya infrastruktur, kebijakan yang belum optimal, dan ketersediaan teknologi. Bukankah ini semua sangat perlu diupayakan untuk mendorong adanya investasi dan pengembangan EBT?

Keempat adalah persoalan yang dahulu biasa digembar-gemborkan oleh Gibran Rakabuming Raka, ketika ia masih berlatih pidato untuk Nyawapres di 2024, yakni Hilirisasi.

Indonesia ini memiliki potensi besar dalam sumber daya mineral dan energi, namun seringkali masih sebatas eksploitasi dan belum dimaksimalkan melalui hilirisasi produk. Padahal sejatinya hilirisasi jika dilakukan dengan benar tanpa adanya konflik kepentingan dari sebagian pejabat negaranya yang keparat, akan memberikan nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.

Kelima, adalah persoalan Isu Lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam, terutama pertambangan, seringkali menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air dan udara. Dahulu saya sudah pernah menulis, bahwa perusakan hutan di negeri ini menempati urutan kedua di dunia setelah Brazil. Dan ini terlihat semakin parah sejak Menteri ESDM dijabat oleh Bahlil Lahadalia.

Saya pikir, sebetulnya masih banyak sekali problem-problem krusial yang bisa kita inventarisasi dari persoalan energi dan sumber daya alam kita. Saya hanya menyebutkan lima persoalan di atas, itu hanya sekedar untuk menunjukkan betapa kacau dan tak terurusnya energi dan sumber daya alam yang kita miliki ini.

Ah, bagaimana bisa mengelola energi dan sumber daya alam kita dengan baik, jika menterinya sibuk mengamankan Wapres titipan Big Bossnya. Bagaimana bisa mengelola dengan baik energi dan sumber daya alam kita, jika menterinya gemar teler dengan minuman beralkohol yang harganya berpuluh-puluh juta, disaat rakyat banyak yang miskin, hidup susah dan stres mikirin bayar listrik, biaya kesehatan dan pendidikan anak-anaknya?

Pemutusan hubungan kerja (PHK) telah terjadi dimana-mana, di sisi lain ribuan bahkan mungkin jutaan sarjana juga banyak yang menganggur. Anak-anak sekolah dan sebagian mahasiswa dari kalangan fakir miskin, banyak yang jatuh mentalnya gara-gara tak memiliki handphone, laptop dll., lalu sebagian besar dari mereka drop out dan mengadu nasib dengan antre mencari lapangan pekerjaan. Apakah persoalan-persoalan kerakyatan yang seperti demikian bisa difahami oleh para pejabat negaranya?!. Katanya Indonesia ini kaya raya?!.

Pak Presiden Prabowo Subianto perlu bertafakur, merenungi persoalan dilematis rakyatnya di lapisan bawah seperti itu. Dan untuk menjadi presiden yang peka dan peduli pada persoalan rakyatnya yang seperti itu, Pak Presiden Prabowo Subianto harus didampingi oleh menteri-menterinya yang memiliki kepekaan sosial.

Terus terang saja saya sangat merasa aneh, orang-orang yang cakap di bidangnya, seperti Bang Haidar Alwi yang jauh lebih kompeten mengelola ESDM dibandingkan menteri yang ada sekarang, kok malah tidak diberdayakan oleh negara. Padahal selain kompeten di bidang pengelolaan ESDM, Bang Haidar Alwi orangnya juga sangat dermawan. Sudah banyak rakyat lemah di berbagai daerah yang dientaskan dari kemiskinannya, padahal itu harusnya menjadi tugas negara, bukan?

Memperhatikan dengan seksama kehidupan menteri yang hedonis dan tidak memiliki kepekaan sosial, sebagai rakyat biasa kami mengusulkan, agar mereka segera ditendang, direshuffle dan diganti dengan orang-orang yang lebih kompeten dan memiliki kepekaan sosial. Empati pada penderitaan rakyat kecil itu diperlukan, agar pejabat negara tidak awut-awutan mengurus negara, ditambah lagi dengan entengnya suka berjoget-joget ria disaat rakyat bawah hidupnya susah !.

Kami orang-orang yang hidup bersama debu jalanan, yang bertahun-tahun turut memperjuangkan terwujudnya negara dan pemerintahan yang bersih, demokratis dan beradab, seringkali berdiskusi satu sama lain, sesama “kombatan” relawan Jokowi yang sekarang dia sudah lupa diri, apa Pak Presiden Prabowo Subianto ini sudah ikut-ikutan lupa diri seperti Jokowi, hingga menteri-menteri yang tak berprestasi dan malah sering membuat masalah dibiarkan bertengger di istana?

Pak Presiden Prabowo Subianto, mohon dengarlah aspirasi kami, tolong segera ganti menteri-menteri yang bermasalah itu ! Dan jika Pak Presiden Prabowo Subianto berkenan, angkat satu saja perwakilan dari kami sebagai menteri ESDM. Namanya Bang Haidar Alwi, Bapak Relawan yang tiada pernah mengenal lelah membantu pergerakan teman-teman relawan dari masa ke masa. Percayalah, kami ini relawan yang masih steril dari kotoran-kotoran korupsi dan perjudian online !…(SHE).

23 Juli 2025.

Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Analis Politik, Mantan Ketua Umum HARIMAU JOKOWI yang terluka.

scroll to top