GANJAR ADALAH PEJUANG KEISTIMEWAAN JOGJA DAN KERATON MENYAMBUTNYA DENGAN TERBUKA

Swanara – Selama bertahun-tahun RUU keistimewaan Jogja adalah mimpi besar masyarakat Jogja, yang ingin mendapatkan pengakuan dan keistimewaan, khususnya dari negara. Karena dalam sejarah berdirinya Indonesia, peran Jogja sebagai wilayah yang membantu perkembangan dan masa awal berdirinya Indonesia sangat besar.

Pada masa awal kemerdekaan dulu banyak sekali kendala finansial pemerintah Indonesia dalam menjalankan proses pemerintahannya. Sehingga salah satu yang berperan besar adalah Keraton Jogja. Dimana saat itu Sri Sultan Hamengku Buwono ke 9 dengan ikhlas dan sukarela mau memberikan hartanya untuk kemajuan Indonesia.

Namun dari semua peran besar DIY sebagai wilayah yang berjasa atas perkembangan Indonesia. Baru ditahun 2012 disahkan RUU keistimewaan Jogja. Tokoh yang saat itu berjuang paling depan memperjuangkan keistimewaan itu yakni Ganjar Pranowo. Pada saat itu Ganjar merupakan ketua tim pansus RUU keistimewaan Jogja.

Menurut dia begitu besarnya peran Sri Sultan saat itu dimata masyarakat Jogja. Sehingga ketika dia terpilih menjadi anggota dewan, Ganjar punya mimpi besar ingin berbuat sesuatu bagi daerah yang sudah pernah menjadi tempat dia menuntut ilmu itu. Salah satunya yakni merumuskan dan mengesahkan RUU keistimewaan Jogja.

Jika saat ini keraton dan sultan begitu terbuka menyambut dirinya, hal itu merupakan sesuatu yang pantas dan wajar. Karena pasti Sultan dan masyarakat Jogja tahu begitu besarnya peran Ganjar pada saat berjuang pengesahan RUU keistimewaan itu. Apalagi yang lebih istimewa, baru Ganjar capres yang pertama kali datang, dan disambut langsung oleh sultan.

Lalu jika kita berkaca pada Pilpres sebelumnya, saat itu hal sama juga dilakukan Jokowi. Yang pada akhirnya saat itu dia bisa terpilih dan mampu menjadi Presiden selama dua periode. Bisa jadi kunjungan ini juga sangat positif dan penting, terutama bagi langkah politik Ganjar ke depan. Karena Sultan dan Keraton Jogja memiliki pengaruh yang besar, terutama bagi masyarakat Jawa di Indonesia.(Redaksi Swanara)

Sumber : Ario Subagyo

scroll to top