Di dalam Kitab _Minhajul Abidin_ karya Imam Al-Ghazali diceritakan bahwa ada seorang ahli ibadah, namun bodoh.
Dalam setiap kali do’anya dia memohon kepada اَللّهُ ﷻ agar dapat melihat Iblis secara nyata. Oleh banyak orang, terutama teman-temannya dia disarankan untuk tidak berdo’a semacam itu, namun hendaknya berdo’a agar diberikan ketenangan dan kesentosaan dalam menjalani kehidupan. Namun dia menolak saran itu dan tetap meminta agar diperlihatkan Iblis dihadapannya.
Lalu اَللّهُ ﷻ mengabulkan keinginan tersebut dan ditampakkanlah sesosok makhluk dihadapannya.
Orang itu bertanya : “_*Siapakah engkau*_?”
Dia menjawab : “_*Aku Iblis*_”.
Setelah melihat Iblis dia bermaksud hendak memukulnya, namun Iblis berhasil menangkis pukulannya.
Iblis berkata : _*Seandainya bukan karena engkau akan hidup seratus tahun lagi, pasti aku akan mencelakakan dan menyiksamu*_.
Orang itu terbujuk dengan perkataan Iblis tersebut, lalu berkata dalam hatinya : _*Sungguh umurku masih panjang sampai seratus tahun, aku akan melakukan apa saja yang aku mau. Setelah mendekati usia seratus tahun baru aku akan bertaubat dan beribadah kembalj dengan sungguh-sungguh*_.
Maka, dia terjerumus ke dalam kefasikan, meninggalkan segala bentuk ibadah dan melakukan berbagai kemaksiatan. Namun belum sempat bertaubat dan belum mencapai usia seratus tahun bahkan masih jauh dari usia seratus tahun orang tersebut telah meninggal dalam keadaan yang sejelek-jelek akhir kehidupan.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah bahwa _*kita tidak boleh memastikan suatu keinginan dan bersikeras untuk mencapai apa yang kita cari karena sesungguhnya اَللّهُ ﷻ mengetahui yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan*_.
والله اعلم بالصواب

Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Rabu, 08 January 2024
08 Rajab 1446