RasuLuLLoh ﷺ bersabda sebagaimana dikutip dalam Kitab _*Minhajul Abidin, karya Imam Al-Ghozali*_ “Orang-orang Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, orang-orang Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan dan ummat ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka, kecuali satu”.
Para Sahabat bertanya ; “Siapa mereka ya Rosulullah ? “.
Beliau menjawab : ” Orang-orang yang berpegang kepada apa yang aku pegang dan apa yang para Sahabatku pegang”.
Mereka itulah yang merupakan golongan terbesar pengikut RasuLuLLoh ﷺ yang disebut dengan *_Assawadul A’dzom_*. Dalam golongan ahli Sunnah wal Jama’ah terdapat golongan _*ahli ilmu syari’at*_, misalnya Imam Hanafie, Imam Hambali, Imam Syafe’i, dan Imam Malik.
Diantara keempat imam itu tidak ada yang saling mencela. Mereka semua sadar bahwa masalah _ijtihad_ dasarnya adalah *dugaan kuat*. Dan jika اَللّهُ ﷻ telah membuka pintu _ijtihad_ atas lisan RasuLuLLoh ﷺ, tidak terelakkan lagi terjadinya perbedaan pendapat diantara para Mujtahidin, namun perbedaan pendapat pada saat itu tidak menghawatirkan.
RasuLuLLoh ﷺ menganjurkan kepada sahabat-sahabat beliau agar melakukan _ijtihad_ sebagaimana ketika beliau hendak mengutus _*Muadz bin Jabal*_ untuk menjadi Gubernur Yaman.
RasuLuLLoh ﷺ dengan sabda beliau : “_*Ya Muadz, kau menjadi Gubernur di Yaman dan jauh dariku, berijtihadlah jika kau tidak menemukan Nash dari Al-Qur’an dan As-Sunnah*_”.
Dengan dibolehkannya melakukan _ijtihad_, lahirlah bermacam-macam madzhab. Ada madzhab Muadz bin Jabal, madzhab Abdulloh bin Umar, madzhab Abdullah bin Abbas, dan madzhab lain dari Sahabat RasuLuLLoh ﷺ yang mulia.
*Berbagai macam madzhab dari generasi Sahabat banyak yang berlainan pendapat, namun mereka tidak saling mencela. Itulah sebabnya ummat Islam pada zaman itu sangat kompak dan harmonis. Masalah madzhab dan ikhtilaf sejak abad pertama, sebaik-sebaik generasi. Dan masalah itu telah diteladani olej RasuLuLLoh ﷺ agar ummat Islam di akhir zaman tidak lagi mempedebatkan masalah itu*.
Namun kini, perbedaan pendapat itu semakin diperlebar dengan menuduh bid’ah dan kafir dari sedikit golongan ummat Islam yang berbeda pendapat.
والله اعلم بالصواب
Penulis ‘Drs. Ibnu Hajar, M.Si
( Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980)
Pondok Aren- Tangerang
Selasa, 19 Nov 2024
17 Jumadil Aw 1446