Dalam sebuah _Rubrik Harian Kompas_ yang terbit pada tanggal 14 Agustus 1984 ada tulisan menarik yang ditulis oleh _*MAW Brouwer*_.
_*Martinus Antonius Weselinus Brouwer*_ atau dikenal dengan _MAW Brouwer_ lahir di Delft dan meninggal di negeri Belanda adalah seorang fenomenolog, psikolog, budayawan, sekaligus seorang pendeta yang sangat dikenal karena kolom-kolomnya yang tajam, sarkastik dan humoris di berbagai media masa di Indonesia terutama pada era tahun 70an sampai 85an.
_*Dalam tulisann tersebut sebagaimana yang tertulis dalam buku “30 Kisah Teladan”, Brouwer mengatakan bahwa perbedaan antara ajaran Katholik dan Protestan sangatlah jauh sama jauhnya antara jarak Roma dan Jenewa*_.
Sebagai contoh cara beribadah di dalam gereja. Orang Katholik berlutut saat beribadah, sementara orang Protestan cukup dengan cara duduk atau berdiri.
Selanjutnya _Brouwer_ mengatakan bahwa banyak orang Katholik yang lebih suka anak gadisnya menjadi pelacur ketimbang menjadi Protestan. _Brouwer_ mengutip sebuah kisah dari seorang gadis bernama _*Sherly*_ yang karena melakukan perzinaan, menghadap seorang pastor untuk meminta maaf dan menebus dosa.
_*Sherly*_ yang beragama Katholik itu tersendat-sendat pembicaraannya saat memberikan keterangan di hadapan pastor seakan-akan takut akan akibat yang bakal diterimanya.
Sang Pastor menegur : _*Engkau harus berbicara dengan jelas dan jangan takut karena hanya saya dan Tuhan yang mendengar engkau*_
Akhirnya _Sherly_ menjawab dengan perasaan takut : _*Sa..sa.. saya telah melakukan perzinaan*_
Sang Pastor terbelalak, bukannya marah melainkan gembira dan berkata : “_*Terpujilah nama Tuhan. Aku kira engkau mau mengatakan bahwa engkau telah menjadi Protestan*_”.
Maka, tidaklah heran jika banyak biarawati-biarawati yang melakukan penyelewengan sex. Hal ini dikarenakan seorang biarawati dilarang untuk menikah.
والله اعلم بالصواب
Drs Ibnu Hajar M.Si
Alumni Pondok Pesantren Tebuireng 1980
Pondok Aren
Jumat, 27 Desember 2024
24 Jumadil Akhir 1446
