Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran Surat Al-Isra, ayat 1 menerangkan bahwa perjalanan RasuLuLLoh ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha dan dari bumi Masjidil Aqsha ke Sidratul Muntaha, itu terjadi secara _*RIIL*_ yang melibatkan ruh sekaligus jasad RasuLuLLoh ﷺ.
Demikian juga menurut _Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam Kitab Zaadul Ma’ad_ mengatakan bahwa RasuLuLLoh ﷺ di’isro’ dan mi’rajkan seusai _*isya*_ adalah dengan _jasad dan ruh_ beliau dari Masjidil Haram menuju _Baitul Maqdis_ dan dari Baitul Maqdis menuju _Sidrotul Muntahs_ menggunakan kendaraan _*bouroq*_ yang ditemani oleh _Malaikat Jibril_. Di Baitul Maqdis beliau singgah dan mengimami para Nabi untuk sholat. Beliau kemudian mengikat _bouroq_ itu di bulatan pintu mesjid. Kemudian, RasuLuLLoh ﷺ melanjutkan perjalanan menuju Sidratul Muntaha.
Ada juga riwayat yang menerangkan bahwa RasuLuLLoh ﷺ singgah di _Betlehem_ bukan di Masjidil Aqsho untuk sholat. Namun pendapat ini sama sekali tidak shohih.
Syeikh _Nawawi Al Bantani dalam kitab Marah Labid_, menjelaskan bahwa dipilihnya Masjidil Aqsha sebagai tempat singgah adalah karena beberapa alasan, diantaranya _*agar bouraq dapat terbang ke langit secara tegak lurus*_.
Syeikh An Nawawi juga menyatakan bahwa Masjidil Aqsha itu berada pada posisi tegak lurus dengan pintu langit. _*Selain itu, Masjidil Aqsa juga menjadi tempat para Nabi Bani Israil dalam berdakwah seperti Nabi Musa, Nabi Isa, dan nabi-nabi lainnya*_.
Itulah dua alasan yang disampaikan oleh Imam Nawawie tentang alasan اَللّهُ ﷻ mengisro’kan RasuLuLLoh ﷺ dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha.
والله اعلم بالصواب
Pondok Aren
Senin, 27 January 2025
_*27 Rajab 1446*_