Jakarta – Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama melaporkan kemungkinan Covid-19 Arcturus punya gejala yang berbeda dari varian atau subvarian lainnya.
Hal tersebut disampaikan menyusul temuan dari data India, salah satu negara yang dihantam kenaikan kasus Covid-19 imbas subvarian Omicron baru ini. Berdasarkan temuan di India tersebut, dr. Ngabila mengungkapkan dua gejala khas varian Arcturus.
“Dari data di India varian Arcturus yang masih merupakan turunan omicron ini disebutkan memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya, yaitu mata merah dan peningkatan kotoran mata,” ujar dr. Ngabila.
ia menyebutkan bahwa dua kasus varian Arcturus yang ditemukan di DKI Jakarta tak mengeluhkan gejala demikian. Sementara ada beberapa pasien Covid-19 yang saat ini masih dirawat mengalami gejala mata merah.
Kemenkes RI melaporkan temuan dua kasus varian Arcturus atau Omicron XBB 1.16 di DKI Jakarta. Kedua pasien tersebut merupakan seorang pria berusia 50 tahun dan wanita 33 tahun yang sudah dinyatakan sembuh dan selesai menjalani perawatan intensif.
Subvarian Omicron XBB 1.16 merupakan ‘sepupu’ Omicron yang bermutasi dan pertama kali terdeteksi di India pada bulan Januari. Strain induknya XBB menyebabkan kasus menjadi empat kali lipat hanya dalam satu bulan di beberapa negara. Omicron XBB 1.16 atau varian Arcturus merupakan salah satu dari lebih 600 subvarian Omicron yang saat ini tengah berkembang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tengah memantau ketat galur dari varian tersebut. Pasalnya, beberapa pejabat mengungkap ada beberapa mutasi yang mengkhawatirkan.(Redaksiswanara)