jogja – Gelaran wayang kulit dengan lakon “Lahire Wisanggeni” berhasil memukau ratusan penonton di Joglo Pendopo Prof. Dr. KPH. H. Yanto S.K, S.H, M.H., Dusun Pandanan, Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Semin, Sabtu (20/9/2025) malam.
Pertunjukan ini bukan hanya ajang pelestarian budaya, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi serta menyampaikan pesan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Acara dibuka dengan penyerahan tokoh wayang secara simbolis. Wakabareskrim Polri, Irjen Pol Raden Yoseph Wihastono Yoga Pranoto, menyerahkan tokoh wayang Wisanggeni kepada dalang pertama, Prof. Dr. KPH. H. Yanto. Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto, S.E, M.M., menyerahkan tokoh Abimanyu kepada dalang legendaris, Ki Purbo Asmoro.
Kolaborasi dua dalang besar ini menjadi daya tarik utama. Mereka membawakan lakon “Lahire Wisanggeni” yang sarat pesan moral dan nilai-nilai luhur.
Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan pesan persatuan, kerukunan, serta pentingnya menjaga ketertiban dengan cara yang ringan namun mengena.
Kisah Wisanggeni sendiri penuh makna. Putra Arjuna dan Batari Dresanala ini lahir di kawah Candradimuka dengan kesaktian luar biasa, sehingga dijuluki “racun berapi”. Meski kelahirannya sempat ditolak para dewa, Wisanggeni tumbuh menjadi ksatria pemberani yang teguh melawan kezaliman dan berani mencari jati dirinya.
Kehadiran para tokoh penting menambah bobot acara ini. Turut hadir Wadir Lantas Polda Jateng AKBP Bagus Edy Sumantri, S.I.K., Kapolres Bantul AKBP Novita Eka Sari, S.H., S.I.K., M.H., Kapolres Gunungkidul AKBP Miharni Hanafi, S.I.K., M.M., jajaran ketua pengadilan negeri, kapolsek, hingga lurah se-Kapanewon Semin.
Dukungan lintas instansi tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam melestarikan seni budaya sekaligus memperkuat sinergi antara aparat pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat.
Pagelaran wayang kulit ini membuktikan bahwa seni tradisi masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat.
Lebih dari sekadar tontonan, acara ini menjadi wadah merajut kebersamaan, menjaga warisan leluhur, sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.(Redaksi swanara)