Dikisahkan bahwa suatu saat _Luqman Al-Hakim_ menasihati putranya dengan mengambil sebuah tamtsil: “Wahai anakku, ambillah beberapa paku, besar atau kecil, kemudian paku-paku itu kau tancapkan ke dalam tembok”.
Setelah putranya tersebut menancapkan paku-paku itu ke dalam tembok, sang ayah kembali berkata : “Wahai anakku, ambil dan cabutlah kembali paku-paku itu dari tembok ! “.
Paku-paku itupun dicabut kembali oleh sang putra. Luqman Al-Hakim bertanya : “Wahai anakku, coba kau lihat pada tembok itu. Apa yang terjadi, tembok itu terluka, retak, dan menganga, bukan”.?
“_*Wahai anakku, begitulah perumpamaannya jika engkau menyakiti hati seseorang, maka hati orang itu terluka dan menganga sebagaimana lukanya tembok sebab paku. Besarnya luka yang ada pada tembok sangat tergantung pada besar kecilnya paku yang kau tancapkan. Jika paku yang kau tancapkan adalah paku besar, maka luka yang ada pada tembok itu juga besar. Sebaliknya jika paku yang kau tancapkan itu paku kecil, tembok tetap terluka. Oleh karena itu, jagalah lisanmu jangan sampai sebab lisanmu hati orang lain terluka. Lukanya tembok karena terkena paku dapat ditambal kembali, akan tetapi luka hati yang berkarat susah menutupinya dan tidak ada obatnya*_ “.
والله اعلم بالصواب
Pondok Aren
Rabu, 15 January 2025
15 Rajab 1446 H